Trip to Europa: Hoteles

Berbicara mengenai liburan ke Eropa, mungkin salah satu hal yang ditakuti adalah biaya penginapan yang mahal. Kenyataannya tidak begitu (mahal). Ya...memang sih jika dirata-ratakan harga hotel di sana memang lebih mahal dari negara-negara Asia. Semurah-murahnya penginapan di sana sekitar Rp300.000-Rp500.000 per malam. Tapi walaupun termasuk penginapan murah, fasilitasnya tetap termasuk 'mewah' untuk sekelas penginapan bintang satu-bintang tiga. Kebersihannya tidak usah ditanyakan lagi.
Saya menginap di berbagai tipe penginapan, bukan hotel saja. Jadi ada hostel, juga tempat tinggal (flat atau rumah) yang dijadikan penginapan. Langsung aja kita lihat cuplikannya..hahaha :p

Hotel Pension Theresia-Regina, Münich
Hotel ini katanya jadi tempat nginep pekerja yang lagi ada proyek di sekitar situ.
Tapi kamarnya lumayan kan? Ya..tidak jelek-jelek amat lah :P
Lokasi hotel ini berseberangan dengan Technische Universität München, karena saya waktu itu memang sedang ada kepentingan di sana. Cukup mudah untuk dicapai, hotel ini dekat dengan stasiun U-bahn (kereta bawah tanah) dan yang paling penting convenience store, Aldi.

Setiap penginapan murah, pasti ada jebakannya. Kali ini (dan biasanya sering jadi jebakan) adalah penginapan yang tidak ada liftnya. Jadi mau naik lantai 3 pakai tangga, geret-geret koper.
Kalo udah gini jangan ngomel, bayar murah kok minta penginapan yang sempurna.
Prinsipnya penginapan murah sih gitu, pasti ada apa-apanya kalo emang bagus. Entah ga ada liftnya, letaknya ga strategis, stafnya jutek, macem-macem deh. Tapi kita harus nerima itu, mau bagus semua ya ngineplah di hotel internasional bintang 5.

Ini dia yang ditunggu-tunggu..sarapannya hehe. Biar kata hotel murah tapi makanannya ga kalah sama hotel bagus kan. Makanan standar yang pasti disiapin untuk sarapan adalah berbagai jenis roti, berbagai macam daging, berbagai macam keju, berbagai macam rasa mentega, telur, selai, sereal, susu, yogurt, kopi, teh, dan orange juice.

Takut dagingnya ga halal karena ga ada tulisannya daging apa,
jadilah saya hanya makan dua jenis roti, keju, dan icip-icip beberapa macam rasa mentega,
tidak lupa segelas milk tea :3

Haus Idarblick, Wahlenau
Pengalaman menginap paling seru adalah di tempat tinggal yang dijadikan penginapan. Jadi kita bisa ngerasain tinggal di rumah asli sana, masak di dapurnya, jalan-jalan di sekitar rumah, dll.

Haus Idarblick adalah contoh tempat tinggal yang dijadikan penginapan. Wahlenau sendiri adalah nama daerah di dekat Frankfurt Hahn Airport. Sesampainya di bandara, kami langsung dijemput kakek pemilik rumah itu naik mobil. Kakeknya ramah, di rumah istrinya sudah menyiapkan kamar buat kami. Menangnya penginapan sejenis ini adalah pelayanannya yang sangat kekeluargaan.

Ruang santai, di sini kita bebas nonton tv, baca buku, atau bikin minum.
Anggap saja rumah sendiri~

Toilet, lengkap dengan peralatan mandi dan mesin cuci.

Subuh kami harus segera check out dari Haus Idarblick.
Kami harus terbang pagi hari dengan Ryan Air ke Milan.
Sedih rasanya tidak sempat jalan-jalan di sekitar situ :(

Confortel Pio XXI, Madrid
Kalo yang ini sih hotel beneran. Kebetulan saya nemu hotel bintang 5 ini dengan harga sekitar 500.000 melalui situs Agoda. Jaringannya termasuk luas, terdapat di beberapa kota di Eropa.
Yaa lumayan lah, sedikit jauh dari stasiun metro tapi :(
Oh iya, waktu saya menginap di sini, keesokan paginya saya se-lift dengan ibu-ibu orang Indonesia :')

Rumah Bude Nanik, Den Haag
Makin ke sini makin melenceng dari judul hehe.
Kalo yang ini rumah saudara saya di Den Haag. Foto di atas adalah kamarnya Mbak Fahma.
Kamarnya model kamar loteng gitu, kamar impian beberapa anak di Indonesia.
Di kita saking lahannya masih luas jadi ruang seperti loteng malah tidak dipakai ya? :')

Capek ngetik :p
Sekian tentang penginapan di Eropa yah.
See you on the next post! :3