Middle East Today

Komik Tugas Perencanaan Kota (Bu DK)





Website & Video SPD Desa Pakis

Studio Perencanaan Desa

Oktober lalu, PWK 2010 baru aja survei SPD ke Kabupaten Mojokerto. Kelompok saya kebagian ke Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Selain menyelesaikan tugas, di sana saya juga sekalian hunting foto hihihi (kesempatan). Nah, ini sebagian foto-foto hasil jepretan di Desa Pakis...

Kelompok 4C Desa Pakis, tapi minus ketuanya karena dia yg fotoin

Bapak petani terong

Anak kecil di depan tambal ban

Bapak petani yang juga merangkap sebagai bapak guru di suatu SD di Dusun Bancang

My favorite picture! Sapinya lucu dan komposisi gambarnya passs (y)

Cherlly & Tia 'kena'. Jadi pas mau ke rumah Pak Kasunnya Dusun Bancang, di tengah jalan kita dikejar orang gila. Kita sampai lari-lari keliling kampung dan bikin heboh warga kayaknya -__-

Kalo kata Rindang foto ini kayak nyolong foto dari Google

Kakek di peternakan sapi

Ini sungai loh... Tapi lagi kering banget

Murid TK Rodhlotul Hidayah lagi berdoa sebelum belajar

Adik-adik di SDN Pakis II

Baru tau kalo di sini atau di Jawa Timur mungkin yah? Kalo ada orang meninggal benderanya bendera putih dana da lambang plus warna hitam, bukannya bendera kuning.

Ibu-ibu yang begitu denger bapak depan rumah saya meninggal langsung inisiatif bikin rangkai-rangkaian bunga

Bapak buruh industri batu bata

Jamban. Cuma pake terpal. Dan segundukan tanah. Ngambil foto ini bener-bener perjuangan nahan napas, apalagi pas ngambil foto di dalemnya, uhhh!

Mas-mas pengrajin kayu, keren banget karyanya, dan sampai dikirim ke Perancis segala loh!

Fans di SD, mereka sampai ngasih kado pas saya pulang loh -_-

Ini ibu bebek sama anak-anaknya awalnya lagi tenang-tenang begini, eh si Hakim iseng ngambil anaknya satu terus dipencet-pencet, langsung kena marah ibunya deh tuh dia.

Pertamanya ngeledekin orang nyebrang sungai pake motor, kita bilang "wahana baru tuh wkwkwk," eh ga taunya kita juga pake 'wahana baru' ini hahaha.

Landscape di sepanjang perjalanan ke Banyu Urip, keren yah...

Jumat, hampir menuju hari terakhir survey. Hari itu ada kunjungan dosen per kecamatan. Pulangnya kita foto-foto bareng pas anak cowo lagi pada Jumatan :3

Be The Change Maker

Pertemuan minggu lalu mata kuliah Perencanaan Kota, PWK  2010 dipasangin video kuliah tamunya dosennya Bu DK, Ridwan Kamil. Itu loh arsitek terkenal yang rumahnya dari 30.000 botol Kratingdaeng. Ternyata beliau orang inspiratif sekali, benar-benar change maker dan seed planter seperti yang tertulis di bio twitternya. Dikirain bakalan berat materinya, isi teori macem-macem, ternyata malah jadi sejenis self motivation khusus arsitek dan urban planner :3


Sebenernya banyak quotes yang bisa dikutip di kuliah tamu itu. Sementara teman-teman saya suka mengutip quotes "Kota yang stres menimbulkan generasi yang stres" ketika sedang stres, saya lebih suka quotes tentang empat macam pemuda di Indonesia,  according to Ridwan Kamil:

  1. Cerdas tapi tidak peduli Indonesia
  2. Tidak cerdas tapi peduli Indonesia
  3. Tidak cerdas dan tidak peduli Indonesia
  4. Cerdas dan peduli Indonesia
Poin pertama itu adalah orang pinter yang ga mau digaji kecil di Indonesia terus lari ke luar negeri karena lebih dihargai, ceunah mah gitu. Kedua, orangnya tuh peduli banget sama bangsa ini, tapi cuma bisa nunjukin kepeduliannya lewat demo doang, no real action. Lanjut ke poin selanjutnya, udah ngga cerdas ngga peduli pula, itu sih golongan preman-preman... Nah, jadilah yang keempat: cerdas dan peduli bangsa!

Pesan dari Ridwan Kamil, jangan nunggu pemerintah untuk memperbaiki permukiman kumuh, sarana pendidikan, dan lain-lain. Ga bakal beres, mending mulai dari kita sendiri aja. Perubahan kecil kalo dilakukan bareng-bareng efeknya bisa besar. Banyak perubahan yang beliau lakukan untuk negeri ini dan sangat inspiratif. Tinggal masalah mau-ngga mau. Mau jadi pemuda nomor berapakah anda?

Regards,
Aya!

Let Me Introduce Bogor, The Agro City...

"Dek, tau mall di sekitar sini ga?"
"Botani Square Bu, angkot ini lewat kok nanti."
"Oh saya kira itu toko tumbuhan gituu..."

Sepatah percakapan saya dengan ibu paruh baya di dalam angkot 08 merah sepulang sekolah. Jawaban ibu itu bikin saya pengen tepok jidat, ternyata mall yang berkonstruksi megah di kawasan strategis kota dan paling besar di Bogor itu justru dikira toko taneman -_-

Ya, itulah Bogor, Agro City of Indonesia. Sejak kuliah di PWK, yang mayoritas mahasiswanya berasal dari seluruh Indonesia, saya suka memperkenalkan Bogor as a Agro City. Kenapa agro? Kalo pariwisata? Udah diklaim sama mereka yang dari Lombok dan Bali. Metropolitan? Jakarta lah... Industri? Punyanya Bontang yang ada pabrik pupuk terbesar itu, lagian Kota Bogor sendiri punya industri apa coba yah -_-

Okay, this is my first post about Bogor, and let me introduce my beloved city...

Well, selain terkenal dengan pertaniannya, Bogor juga terkenal dengan julukan Kota Hujan dan Kota Angkot. Kota Hujan karena Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia dengan curah hujan tinggi, yaitu sekitar 400 mm. Kota Angkot? Tidak lain dan tidak bukan adalah karena jumlah angkutan umum perkotaan berwarna hijau ini melunjak. Bahkan banyak bercandaan orang Bogor kalo dulu Bogor hijaunya karena Kebun Raya Bogor dan pepohonan rindang sekitarnya, sekarang hijaunya malah karena angkot tersebut.

Balik lagi ke pertanian, Bogor identik dengan pertanian karena keberadaan institut pertaniannya. Bahkan Menteri Pertanian RI juga berasal dari Bogor, yang kebetulan beliau adalah ayah dari teman saya, Sarah Nabilah. Dosen-dosen di kelas juga kalo nanya tentang pertanian ke anak yang dari Bogor, mulai dari institutnya sampai ke mall yang disebut di awal post ini. 

Jika ditilik dari ilmu perencanaan kota, pembangunan sebuah kota dapat diorientasikan kepada julukan kota tersebut. Kota Pendidikan, sarana pendidikannya yang lebih dikembangkan, perpustakaan umumnya, taman untuk belajar, atau bahkan toko-toko yang berpartisipasi menerapkan adanya tarif pelajar. Kota Wisata jelas harus memaksimalkan potensi pariwisatanya. Contohnya Batu, Kota Wisata yang satu ini dengan serius mengklaim dirinya sebagai Kota Pariwisata. Hal ini terbukti dengan pembangunan tempat pariwisata yang pesat akhir-akhir ini: Secret Zoo, Jatim Park 2, Batu Night Spectacular, Alun-alun Kota Batu, dan mungkin masih banyak lagi proyek lainnya.

Bagaimana dengan Bogor? Kalo pembangunan kota ini serius diarahkan ke hal-hal berbau agro, seharusnya pemerintah lebih gencar membangun image tersebut, seperti Batu yang menurut saya sukses membangun image pariwisatanya. Sekarang mulai dari Alun-alun Kota Bogor aja deh, kondisinya? Ga keurus sama sekali. Harusnya alun-alun yang jadi pusat kota bisa menggambarkan kota itu. Akhir kata, semoga pembangunan kotaku tercinta terlaksana dengan baik. Salam Urban Planner!



We're Still On Our Way

Kuliah adalah saat penentuan jalur masa depan. Saat di mana kita semua akan berada di jalannya masing-masing. Dokter, insinyur, sampai seniman.

Saat itu pula, saya, mahasiswi S1 yang sedang menekuni bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, banyak mendapat protes maupun keluhan dari orang di sekitar saya. Dari mulai setiap melihat acara di tv yang menceritakan kesemerawutan lalu lintas ibukota, di jalan ketika ada pembangunan yang mengganggu sirkulasi, juga di dalam KRL Jabodetabek yang baru saja mengubah namanya menjadi commuter line, saya selalu 'kena'.

"Aya ini kan bidang lo."
"Ini kereta gimana sih?!"
"Tata kota Indonesia semrawut banget yah..."

Itu semua seakan-akan ditunjukan ke saya. I mean, halo saya masih S1... Jujur saya pengen juga bikin kota seideal mungkin. If I can, then I will. Just FYI, ngebangun kota tuh ngga semudah hancurin keadaan semrawut yang udah ada, dan ngebangun lagi dari nol. Banyak pertimbangan, mulai dari sisi ekonomi, sosial, budaya setempat, sampai lingkungan. Mensinkronkan semua hal itu juga susah, it's complicated.

Permisalannya ya kayak kalian yang calon dokter, masih semester 3 gini udah dikeluhin orang sakit organ dalam, gimana? Pasti pada mikir, "gue juga masih belajar kali belom nyampe ilmunya untuk nyembuhin penyakit gitu..."

Kok setelah dibaca-baca postingan ini jadi kayak postingan ngedumel yah? Hahaha. Tenang, bukan kok, cuma pengen ngasih tau aja. Intinya, saya tau kok, kita semua, mahasiswa, pasti ingin dapat menyembuhkan orang sakit bagi yang calon dokter, ingin menemukan mobil ramah lingkungan bagi yang calon ahli mesin, atau ingin menghilangkan kemacetan bagi yang calon urban planner. We're still on our way....

Kuliah adalah saat penentuan jalur masa depan. Saat di mana kita semua akan berada di jalannya masing-masing. Dokter, insinyur, sampai seniman. Walaupun berbeda-beda, kita semua punya satu tujuan: membangun bangsa ini ;)

Desa Bukan Kampung 2


Namanya desa, suasananya pasti asri, jauh dari hingar bingar kota. Desa yang kita bayangkan pasti lekat dengan kesan tradisional, di mana rumah penduduknya sangat sederhana dan jauh dari kata teknologi. Bahkan ketika kecil saya pernah membayangkan bagaimana bisa anak-anak yang tinggal di sekitar sawah menemukan McDonald di sana? Okay I know that's awkward -_- Nah, bagaimana dengan Schillingfürst? Yap, sekarang saya akan menggambarkan keadaan standar rumah di sana.

Kenyataannya, mau sepelosok apapun seperti rumah tante saya, rumahnya tetap...hi tech. Salut banget deh. Keliatannya rumah di sini kondisinya sudah sama rata di desa-kota. Malah lebih enak di desa, kesempatan memiliki rumah tunggalrumah yang berdiri sendiri dikelilingi, tidak bertempelan dengan tetanggalebih besar. Lain halnya dengan di kota yang land availability-nya rendah dan housing price-nya tinggi, kebanyakan penduduknya lebih memilih untuk tinggal di flat.

Oven, microwave, bread toaster, mixer, blender, dan peralatan canggih lainnya pasti ada. Bahkan oven merupakan home appliance wajib mereka, mungkin karena hobi mereka untuk santap kue. Berbagai macam pisau lengkap, mulai dari pisau roti sampai pisau daging yang segede gaban. Fyi, pisau Solingen, jenis pisau yang bagus itu memang asalnya dari negara ini. Rata-rata rumah di sini menggunakan kayu atau lantai berlapis karpet sebagai dasar rumahnya. Maka dari itu vacuum cleaner menggantikan peranan sapu di sini.

Full of electricity, full of technology. Begitulah Jerman, negara yang menurut saya paling strict di dunia. Mau desa, mau kota metropolitan, all are covered with that 22 century's stuffs. Ya, semuanya karena harga tenaga di sini mahal, bahkan mencuci piring pun ada mesinnya. Beda dengan kita yang berlimpahan kuantitas SDM-nya (note that: quantity, not quality). Tapi misalnya ada semua alat-alat itu juga, mau dibawa ke mana 'mbak-mbak' kita? Mau kerja apa porter-porter yang suka ngangkat barang? Galau kan? Sama, saya juga.

Tapi intinya, mengunjungi rumah-rumah saudara saya di sana membuat saya terkagum-kagum. Gaya hidup mereka, the real kämpf. Mandiri. Satu kata itu, mulai dari anak kecil sampai lansia benar-benar berdiri sendiri. Maybe it's their habitual, maybe it's because...engineering. Someday we will make it for Indonesia. Long live engineering!




Desa Bukan Kampung 1


Di matkul permukiman kota, desa sama kampung itu beda.
Beda banget. Desa letaknya jauh dari pusat kota, di fringe area-nya gitu, kalau kampung letaknya di tengah kota, yang kumuh-kumuh itu loh. Jadi salah juga yah kalo disebutnya ‘pulang kampung’, harusnya ‘pulang desa’.

Nah kali ini saya benar-benar merasakan desa. Desa bener-bener desa, yang pemandangannya semua sawah…sawah jagung sih. Banyak ternak di kanan-kiri, masih banyak rusa nyebrang jalan, penduduknya cuma 7000. Bayangin, di Indonesia mah 7000 penduduk kotanya cuma segede universitas kali… satu fakultas aja udah 1000 orang, mungkin masih besaran universitas dari desa itu.

Desa itu adalah desa Schillingfürst. Gue sendiri juga ga tau sih itu secara administratif kota apa bukan, tapi gue ga liat ada Rathaus atau Marktplatz di situ—yang merupakan ciri sebuah kota di Jerman. Tapi yang pasti, kota terdekatnya sih Würsburg yang tempatnya penemu Röntgen itu loch n_n

Lanjut. Kalau kalian bingung desa di sini kayak gimana tampilannya, pernah nonton Mr Bean’s Holiday kan? Nah di situ ada desa tuh, yang ijo-ijo di mana-mana. Jalan sepi, ga ada mobil, sepanjang jalan ladang jagung sama gandum, banyak kuda makan rumput. Supaya musiknya pas sama trek jalannya, sepanjang jalan di mobilnya Om Konrad saya pasang lagu Half Of My Heart-nya John Mayer ft. Taylor Swift, kan country gitu haha.

Lagi di desa-desa begini saya jadi inget film-film tentang summer deh. Ceritanya orang bule kan biasanya tentang liburan summer holiday ke desa, terus di desa ketemu sama cowo, tapi cintanya terputus as summer ends… Mau tau filmnya apa aja? Hannah Montana The Movie, Sisterhood & The Traveling Pants 2, The Notebook, Dear John, video klip-nya Taylor Swift yang Tim Mc Graw.

Pengalaman Tidak Mengenakkan di Czech

Kemarin saya baru saja menggunjungi negara tetangganya Jerman, Ceko. Dari awal sih udah dibilangin sama Tante Nana kalau Ceko ga serapih Jerman, masih ada slum (permukiman kumuh) di sana. Benar ternyata, di benua yang terkenal sudah modern dan industrinya maju ini masih aja ada slum area. Bukan cuma itu, Praha, ibukota Ceko ini juga macet di mana-mana, sudut-sudut kotanya juga sering tercium bau-bau yang... yah begitu lah. Jika dilihat dari segi arsitektur sih, memang bagus. At least kalau dibandingin sama Jakarta, mereka masih punya pedestrian way (jalur pejalan kaki) yang lebaaaar banget dan tentunya applicable, Jakarta kan pedestrian way-nya kalo ga jadi tempat amang-amang kaki lima ya cuma jadi penghias kota yang ga terpakai. Tapi tetap saja kalau saya disuruh tinggal di sana, saya pasti akan bilang: tidak!

Lanjut, mengapa judul postingannya pengalaman tidak mengenakkan? Jadi ceritanya, ketika di toilet yang bayar sekitar 25 cent, saya wudhu, otomatis kan buka kaos kaki. Nah ada ibu-ibu penjaga toilet yang jutek tiba-tiba nyamperin sambil muka yang malesin banget pokoknya. Dia tuh marah-marah pake bahasa Ceko dan saya dengan muka planga-plongo ga ngerti apa-apa gitu. Dia nyebut-nyebut polisi segala lah karena melanggar peraturan. Wastafel kan cuma untuk cuci tangan, kalau wudhu kan sampai kaki, jadi harusnya kita pakai ruangan untuk mandi yang bayarnya lebih mahal. Sampai ngusir-ngusir segala dia, yaa mungkin dia pikir saya ambil kesempatan untuk 'mandi' di tempat yang bukan untuk mandi padahal kan cuma wudhu.

Hahaha benar-benar hospitality warganya kurang banget. Padahal kan itu di stasiun di ibukota, otomatis bayak turis masuk dari situ kan? Bisa-bisa pariwisata Ceko turun gara-gara tuh orang lagi. Jangan sampe yah... Oh iya, postingan ini bukannya untuk menjelek-jelekkan Ceko yah... Murni, cuma pengen berbagi pengalaman aja ;)

Nothing Deserves To Be Blamed, But...

Kata Albert Eistein dalam teori relativitasnya yang sangat terkenal dengan rumus E=mc2-nya, "Sesuatu yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian." Setuju...

Pada dasarnya, baik, buruk, itu tidak ada—bilang itu relatif. Semuanya tergantung dari cara pandang orang. Contoh sederhananya, ketika kita melihat segerombol anak muda yang tertawa cekikikan di pinggir jalan, kita menganggapnya tidak etik. Now, let's try to put ourself in their shoe, feel it how to be in their position...laugh out loud with our friends at some embarrassing moment we've done that time and simply forget our problem. Is that wrong? Just because we laugh on the street or public place so people judge it as a bad manner?
Saya pernah mengalaminya, baik pada posisi anak muda yang tertawa cekikikan maupun si pen-judge tersebut. Saat itu saya sedang bersama orangtua menuju ke suatu tempat, lewatlah kami di depan sebuah sekolah dan kebetulan saat itu adalah jam pulang sekolah, sehingga banyak siswa/i-nya yang sedang menunggu angkot.
"Ya ampun ini anak-anak keketawaan aja di pinggir jalan, ada angkot di depan bukannya dinaikin cepet-cepet pulang. Gini ini ngapain sih Ya anak-anak tuh?" Ujar Ibu saya.
"Hmmm ga tau, Ma..." Jawab saya malas.
Suatu saat saya berada di posisi mereka. Ya, tertawa bersama teman-teman di pinggir jalan di depan SMP saya. Setelah teman saya melakukan suatu hal yang bodoh, yang menurut kami hal itu deserve to be laughed at, kami tertawa puas. Rasanya? Senang sekali, seperti lupa begitu saja masalah yang kita punya. Sedikit pun tidak terbesit pikiran bahwa hal itu tidak etik, tidak sopan, melanggar aturan agama bahwa perempuan tidak boleh tertawa seperti itu, atau aturan dan norma-norma lainnya.

Sejak itu, saat saya melihat pemandangan seperti itu lagi—anak muda tertawa cekikikan bersama teman-temannya di pinggir jalan—saya jadi berpikir bahwa mungkin itu adalah cara menikmati hidup. Sedikit melanggar batas aturan. Seperti di salah satu episode Spongebob SquarePants tentang menikmati hidup cara Larry, Larry si lobster sangat tahu bagaimana menikmati hidup dengan teknik cross the line. Tapi sayangnya dua bersahabat Spongebob dan Patric tidak tahu batas wajar melanggar aturan tersebut.

Contoh lain yang lebih ekstrem: koruptor. Kalian pikir mereka merasa bersalah ngga sih? Kalo iya, terus kenapa tetep aja begitu? Pendapat saya, kalo memang mereka merasa bersalah tapi tetap melakukan hal itu, pasti ada suatu hal yang membuat mereka terus melakukan hal itu. Mungkin secercah kesenangan, atau mungkin malah tidak merasa merugikan siapa-siapa sama sekali? Menurut kita salah, belum tentu menurut dia.

Sekarang apa yang membuat ada persepsi 'salah' dan 'benar'? Norma. Kita hidup berdasarkan norma yang berlaku kan? Dan kalo dua hal di atas diaplikasikan ke norma yang berlaku, hal pertama mungkin sala di norma adat dan norma agama, hal kedua salah di norma hukum dan norma agama. Norma-norma itulah yang me-mind-set kita untuk mengecap suatu hal buruk atau tidak. Gampangnya sih, menentukan baik-buruknya suatu hal berdasarkan 'apakah hal itu bemanfaat?' atau 'merugikan orang lain atau tidak?' Tentukan sendiri, mau jadi orang yang memiliki ego tinggi, tidak memikirkan efek yang akan ditimbulkan bagi kita dan sekitar, atau tidak?

Pada akhirnya, nothing deserves to be blamed, but we should look into the norms. Point of view orang beda-beda...dan itu hak mereka untuk melakukan apa yang mereka mau—terlepas dari norma-norma yang ada. Oke kalo hal yang mereka lakukan salah jika dipandang dari norma agama, adat, hukum, dll. Toh kalo emang hal yang mereka lakukan adalah dosa, mereka sendiri yang nanggung akibatnya. Kita cuma berhak mengingatkan, keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan hal tersebut ada di tangan mereka.

Regards,
Aya

Chicken Salad


Bahan I:
Selada
Jagung manis (diserut)
Kacang merah (direbus)
Chicken katsu (potong kecil-kecil)

Bahan II:
Salad dressing siap pakai
Salat Kräuter

Bahan III
Plain yoghurt
Olive oil
Lemon juice


Cara:
Tata bahan I secara estetik, bahan I juga dapat ditambahkan dengan sayur lain yang kita suka. Lalu siram dengan bahan II atau bahan III. Taraaaa....jadi deh salad-salad-an! Pas banget buat sahur, karena kalo kita sahur dengan makanan yang berserat, makanan tersebut akan lebih lama dicerna, alhasil makanannya lebih lama di perut jadi ga gampang laper :D

Rutinitas yang Gue Kangenin

  1. Main ke kosan Ochi pulang kuliah pas ga ada kerjaan, jam 7 malem baru balik ke rumah
  2. Sepedahan sore-sore ke kampus, mampir bentar ke arsitek nyamperin anak-anak yang lagi pada kerja kelompok di situ
  3. Lari-larian ke lantai 3 telat matkul MAP (jadwal pagi, dosen ga boleh telat)
  4. Kerja kelompok TP di kosan Rini sampe tengah malem, udah gitu beli sate lewat
  5. Beli cilok sama tahwa depan SMP 4 pas pulang kuliah sama Bibi
  6. Nginep-nginepan di rumah sama Ochi & Pury, terus masak-masakan bareng
  7. Sarapan di arsitek, beli tahu krispi, energen, choki-choki, dan perintilan-perintilan lainnya
  8. Titip beliin martabak keju sama angsle atau ronde ke Ochi & Pury yang mau ke rumah malem-malem
  9. Dan lain-lain n_n

Ramadhan Tips

"Lanjutin ibadah lagi ahhhh..."
"Ibadah?"
"Ibadah tidur, tidur kan ibadah hahaha."

Itulah percakapan saya dengan salah seorang teman beberapa hari yang lalu. Bener sih emang kalo tidur siangnya orang berpuasa itu ibadah—meski haditsnya dho'if atau lemah. Tapi kita juga tau kan kalo di bulan ke-9 di tahun Hijriah ini Allah SWT lagi mengobral pahala bagi yang berbuat kebaikan? Jadi kenapa tidur padahal banyak hal bermanfaat yang bisa kita lakukan? This is it, my recommendation to kill the time on this holy month of Ramadhan.

Writing!
Bagi yang hobi nulis, tapi suka males, ngga ada waktu, dan macem-macem alasan lain, kenapa ngga dicoba sekarang aja mumpung nganggur? Ga usah muluk-muluk pengen nerbitin novel, sebenernya banyak alternatif nulis lain yang ga kalah seru. Misalnya share pengalaman di blog, masukin cerpen ke majalah favorit, atau mungkin aja bikin riset buat diikutin di conference. Kapan lagi dapet honor gara-gara cerita tentang masalah kita dalam bentuk cerpen atau jadi eksis tiba-tiba gara-gara blogging? Hehe.

DVD All The Way...
Movie marathon di rumah dan manggil temen segeng. Cara main yang asik, hemat, dan tepat di bulan ini! Apalagi kalo filmnya seru dan...berseri! That's the best thing to kill the time effectively. Kita juga bisa siasatin dengan cara patungan beli DVD jadi lebih hemat. Buat anak kos yang puasanya ngga bareng keluarga, kalian masih punya temen yang siap menghibur kok, kalo perlu ajak temen nginep jadi setelah ngabuburit sambil DVD-an, sorenya buka puasa bareng dilanjutkan teraweh bareng. Terdengar amat standar tapi pasti kalo sering ngelakuin ini kita bakal kangen sama masa-masa bulan puasa yang standar ini :')

Amateur Chef
Suka ngiler ngeliatin gambar cakes dan makanan yang bikin speechless? Pengen makan salah satu makanan di gambar itu tapi ga tau beli di mana atau ga punya uang? Why don't you try to make it by yourself? Susah emang kadang-kadang, tapi pas udah jadi kan ada kepuasan tersendiri like you'd say, "Hey let's see, this is the yummiest creamy sauce I made by myself =9" Kalian bisa cari inspirasi dari tumblr-nya mochacafe, Jammie Oliver, dan khayalan kalian! Jangan lupa foto step-by-step cara membuatnya, bisa dijadiin bahan buat nulis blog kan n_n

Hijab Class
Akhir-akhir ini keliatan banget kemajuan di bidang 'perhijaban': hijabbers yang stylish, model hijab yang buanyak banget macemnya, komunitas hijab, dll. Dengan kemunculan hijab fashion, perempuan berjilbab sekarang jadi lebih mengkreasikan model jilbab yang dipakainya. Banyak model yang rumit sehingga tutorial di youtube pun laku keras. Coba ajak temen yang minatnya sama ke acara Hijab Class yang sering diadain komunitas hijab, atau kalo bayarnya emang mahal dan akses susah, praktek di rumah bareng temen juga bisa. Lumayan buat gaya baru pas masuk kuliah nanti :p

Me Time
Cara terasik buat ngabisin waktu tanpa makan adalah...ke salon! Ya, mungkin di hari sibuk kemarin-kemarin banyak di antara kita yang ga concern sama tubuhnya. Kulit kering, pusing mikirin deadline, rambut lepek, sudah waktunya diperbaiki. Ga salah juga kan sesekali ke salon, asal jangan sampe boros aja haha.

Shopping
Sekali lagi. Asal jangan boros. Belanja menurut saya alternatif akhir sih, karena menguras kantong dan tenaga. Kalo belanja baju usahakan minggu pertama puasa, sebelum harga pada naik dan tentunya suasana pengunjung yang memadat. Kalo belanja makanan dan bahan-bahannya, be smart, choose wisely, jangan laper mata.

Religious Thing
At last but not least. Justru hal inilah yang highly recommended buat spending time. Banyak cara asik kok dan ngga melulu tadarusan atau sholat. Coba sisihin uang buat ngasih makan fakir miskin buka puasa nanti, saya yakin habisnya tidak seberapa dibanding budget belanja kalian. Baca buku religi juga seru, buat yang perempuan, baca tentang how to be a good wife must be a good option to choose. Apapun yang baik, insya Allah bermanfaat.

Selamat Berpuasa,
Aya

Journey to Sempu Island

"Aya foto di mana?"
"Ay, keren deh itu pasirnya bersih banget..."
Begitulah komentar teman-teman saya ketika saya memasang foto di Pulau Sempu sebagai display picture BBM. Tetapi ketika saya menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, mereka tidak tahu keberadaan pulau kecil ini. Miris. Begitu banyaknya potensi pariwisata di negri ini yang bahkan masyarakat lokal pun tidak mengetahuinya. Positifnya sih, objek pariwisata yang masih perawan seperti ini jadi tidak mudah terjamah tangan nakal manusia.


Pulau itu adalah Pulau Sempu dengan Segara Anakan sebagai pantai terindahnya or call it the final destination. Meski berada di daerah pantai selatan atau dengan kata lain berada langsung di Samudera Hindia,  pantai tersebut tidak berombak.
"Hah, kok bisa???"
Yappp, karena pantainya dihalangi oleh tebing-tebing yang besarrr, jadilah ombak tidak dapat masuk. Jadi laut ini lebih terkesan seperti danau. Nah, untuk berbagi info mengenai pulau ini, saya akan menulis bagaimana akses menuju ke Pulau Sempu. This is it, a journey to someplace on National Geographic page look-alike.


***
Pulau Sempu masih berada di Kabupaten Malang, jadi untuk mencapai pulau ini, langkah awalnya adalah dari Kota Malang. Saya dan teman-teman Studio Rekreasi 2010 berangkat menggunakan motor dari kampus. Perjalanannya sekitar 3 jam dengan jarak 45 km. That was the longest motorcycle journey that I've ever experienced! Selama perjalanan, pemandangan biasa-biasa saja. Dari arah kota ke kabupaten, berturut-turut pemandangan hanya berkisar rumah penduduk, semakin lama kepadatannya semakin berkurang karena menjauhi pusat kota. Lalu, ketika sudah putus asa tidak menemui pantai, laut, atau sejenisnya, dan kalian hanya melihat terpal biru terbentang... berbahagialah, karena itu laut, itu pantai, itu Pantai Sendangbiru! Woohoo...


Dasar Indonesia, masalah birokrasi selalu aja bikin ribet. Sesampainya di Pantai Sendangbiru, kami istirahat sebentar untuk makan siang dan sholat selagi menunggu rekan kami yang mengurus perijinan menyebrang ke Pulau Sempu. Katanya sih pulau itu cagar alam, tidak boleh diinapi. Banyak lagi alasan lainnya yang melarang kami untuk pergi ke sana, sampai kami bilang,
"Pak kami sudah jauh-jauh nah ke sini, ada yang dari Batam, Lombok, Kalimantan... :("
Sounds a little bit too much but that's true haha.  Singkat cerita, ngga tau gimana caranya, Moy akhirnya bisa dapat izinnya.
Finally, we crossed the strait between Java and Sempu, I don't know what's the name of that strait haha. Jarak antara dua pulau ini tidak jauh, hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk mencapai Pulau Sempu.  Kami nyebrang menggunakan perahu milik nelayan yang disewa seharga Rp125.000,- untuk dua kapal PP. The sea scene is so breath-takingly awesome! I love that combination color of nature: clear sky, blue sea, green land. Jadi, jangan lupa abadikan foto-foto di tengah laut ini...


Pulau Sempu. Okay, don't ever think about summer time like Katy Perry said in California Gurls: palm trees, popsicle, sun kiss skin, bikinis, golden coast. Why? Cause this is an adventure not a summer holiday. So think about a nature photo on National Geographic :p



Perjalanan belum selesai, langkah terakhir yang paling berat menuju tujuan utama, trekking dulu selama dua jam. This is it!


Kaki kecebur lumpur dalem hutan


Dan lautnya mulai keliatan, ini gambarnya, jernih kan keliatan karangnya gitu? Hehe


Finally, Segara Anakan! (View from hill)


Tempat kemping kita untuk nginep sehari semalem, bagus kan :3


Tulisan ini dibuat sama anak-anak cowo tengah malem pas api unggunan, is that cool uh? Oh it's actually hot, that's a fire! -_-


Thank you so muchhh Studio Rekreasi PWK '10, that was great. See you next trip!

Wisata Kuliner Malang

Mungkin bagi masyarakat Indonesia, Malang itu identik dengan Arema dan bakso. Padahal, kuliner di Malang ga cuma bakso aja loh. Berikut ini adalah daftar dan review kuliner di Kota Bunga yang kayaknya bisa bikin kangen setiap orang yang pernah tinggal di sini. Bisa jadi referensi kalo lagi jalan-jalan di sini, semoga bermanfaat. Bon appetit!

Serabi Imut (Semut)
Namanya boleh imut, tapi makan satu biji aja udah lumayan bikin kenyang. Tempat ini berkonsep dapur terbuka, jadi sambil nunggu pesanan kita bisa liat serabinya dibikin. Topping-nya juga banyak banget mulai dari coklat-keju doang sampe telor-mayonaise-daging. Harga? Bener-bener terjangkau buat kantong anak sekolah, satu biji serabi harganya berkisar antara 2000-6000 rupiah tergantung dari topping yang kita pilih. Ada lagi menu khas di Semut, es yoghurt. Dengan uang 3000 rupiah kita udah bisa menikmati segelas gede es yoghurt seger.
Semut cuma punya dua kedai, yang satu di persis di depan Pasar Klojen (outdoor) dan satunya lagi dekat dengan stasiun kereta api. Begitu datang, jangan berharap akan menemui tempat nongkrong yang asik dengan arsitektur yang keren, Semut cuma kedai biasa kok, tapi soal rasa....? Bikin pengen balik lagi!

Jagung Bakar Tawangmangu
Ini nih yang jarang gue temuin di kota asal gue, Bogor (apa gue yang kurang gaul yah?). Bukan cuma sekedar jagung dibakar biasa, di sini kita bisa milih bumbu jagungnya sendiri. Bumbunya bertekstur cair dan sumpah enak bangettt jadi pengen ngegadoin bumbunya. Jadi kalo soktau-nya gue sih itu bumbu dibikin dari campuran karamel sama perisa makanan. Ada rasa manis, asin, pedas, dan coklat juga ada. Satu jagung bakar harganya 2000 untuk jagung biasa, kalo mau enak sih pake jagung manis yang harganya 3000.
Selain jagung bakar sebagai porsi utama, di sini juga tersedia pisang bakar dan STMJ. Paling asik malem-malem nongkrong di sini sama temen-temen, makan jagung bakar dan minum jahe. Tempatnya di sini indoor, jadi ga usah takut kedinginan. Letaknya di Jl Tawangmangu, depan Pasar Tawangmangu, lahan parkir juga lumayan nyaman. Jadi tunggu apalagi? Tancap gas!

Illy Cafe @ Lailai

Cafe ini emang sekilas terlihat seperti cafe-cafe pada umumnya. Tapi hal itu berlaku sebelum kita lihat menunya. Yap, menu di sini ngga kayak di menu-menu cafe biasa. Mungkin karena terletak di dalem area Lailai—supermarket yang isinya produk impor—jadi menu di sini bahan-bahannya enak. Misalnya Hot Almond Hershey's yang udah ketebak bahan dasarnya pasti Hershey's Chocolate Syrup. Penyajiannya juga cantik banget: nampan dengan secangkir kopi ber-latte-art yang lucu-lucu dan kue speculaas.
Makanannya sendiri di sini sekedar snack aja sih, bukan makanan berat. Tapi kalo emang lagi laper, pasta panggang atau oriental pancake oke banget untuk ngisi lambung yang bernyanyi-nyanyi. Pasta panggangnya sendiri ada yang bertoping bayam & keju atau tomat & ayam. Oriental pancake yang patut dicoba adalah yang tuna! Jadi adonan pancakenya berisi tuna dan sayur-sayuran, dan ikan cakalang kering plus mayonaise sebagai toppingnya. Nyummmm!!!
Masih terlalu umum makanannya? Coba Nori Chicken Salad. Salad dan ayam di dalam nori berbentuk cone dengan mustard sebagai dressing-nya. Banyak lagi menu lainnya yang worth-it untuk dicoba, makanya daripada penasaran datengin aja cafe di Jl Arjuno No. 36 ini :D


Gado-gado & Es Mocha Alpukat @ Dempo
Sebenernya tempat ini adalah tempat makannya anak-anak Dempo, sekolah swasta di situ. Jadi warung-warung di sini bukanya ya pas jam sekolah. Tapi karena emang enak, cakupan pelanggannya ga cuma dari Dempo aja, tapi juga masyarakat umum. Pengalaman saya makan di sini adalah seorang ayah yang ngebawa anak-anaknya ke sini, terus dia cerita nostalgia pas dulu dia sekolah di sini ke anak-anaknya.
Kalo kita lagi makan, ga jarang anak-anak sekolah dari dalem yang lagi main basket nongol kepalanya, manggil si ibu gado-gado untuk sekedar mesen minum. Letaknya emang nempel di pager sekolah. Kalo recomended drinks-nya tentu Es Mocha Alpukat seperti yang tertera pada judul. Jadi itu es mocha di dalem mangkok yang dikasih serutan alpukat, harus nyoba nih bagi penggemar alpukat!

Griya Eskimo

Ga pengen makan berat atau sekedar pengen ng-eskrim? Eskimo aja. Di sini kita ga cuma nemuin home made ice cream, tapi juga home made pastries. Es krimnya sendiri harganya berkisar antara 8000-10000, untuk pastries harganya macem-macem. Suasananya asri, tertutup, dan banyak hijau-hijauan, jadi pasnya untuk bersantai sekedar ngobrol-ngobrol ringan.
Lokasinya memang sediki sulit dicari, karena Jl. Gresik No. 3 ini ngga dilewatin kendaraan umum. Jadi kalo mau gampangnya ke sini sih tinggal cari toko buku Dian Ilmu di daerah Wilis, di depannya ada jalan, tanya aja yang mana yang Jl. Gresik.



STMJ Ijen SOB

Sebenernya di Bogor juga banyak STMJ, tapi di Malang gue liat STMJ-nya lebih hidup gitu. Isinya anak-anak muda, sekedar nongkrong-nongkrong. Tempat STMJ-nya bervariasi, mulai dari lesehan outdoor sampe yang brertempat duduk di dalem ruangan. Sejak gue kuliah di Malang juga, ga tau kenapa, kalo lagi bete pengen keluar pasti anak-anak ngajakinnya STMJ-an.
Ga tau kenapa tempat ini kayaknya ngetop banget, padahal ya sama aja gitu menunya kayak di tempat STMJ lainnya: STMJ, roti bakar, dll. Mungkin karena besar kali yah dan lokasinya juga strategis banget di Jl. Ijen. Konsep dari tempat STMJ ini adalah outdoor di halaman suatu sekolah, atapnya langsung bintang gitu deh *unyumoment -_-*. SOB sendiri adalah kependekan dari School of Business. Jadi waktu pagi, tempat ini memang sekolah, malamnya berubah fungsi menjadi tempat nge-STMJ alias Susu-Telor-Madu-Jahe. Curious?

Java Dancer




Tempat ngopi paling asik! Java Dancer merupakan kedai kopi asli Malang. Pemiliknya sendiri bertujuan mengembalikan budaya orang Indonesia untuk ngopi, karena ngopi itu adalah budaya asli Indonesia. Ga percaya? Coba liat Dono, Kasino, Indro, mereka nongkrongnya di warkop kan?

Java Dancer juga memakai produk kopi dalam negri, kecuali ada satu jenis kopi sih yang asalnya dari Timur Tengah. Ga jarang kita nemuin bule-bule pada ngopi di sini. Memang, Java Dancer terletak di kawasan tourism Malang, terletak dekat Hotel Tugu. Interiornya berdesain khas Jawa, sedangkan penataan lampunya juga keren, jadi dapet kesan cozy-nya. 

Wall's di Penjuru Dunia

Gue suka merhatiin hal kecil yang kata orang ga penting. Misalnya, ternyata nama es krim yang terkenal dengan merk Wall's itu beda-beda loh. Dengan lambang yang sama, gue liat tulisannya ada yang Ola, Eskimo, Miko, Langnese, dll. Jadi buat berbagi info ga penting, gue browsing tentang merk es krim ini.

  1. Ola Belgia, Belanda, Portugal dan Afrika Selatan
  2. Frisko Denmark
  3. Frigo Spanyol
  4. HB Irlandia
  5. Good Humor Amerika
  6. Langnese Jerman
  7. Miko Perancis
  8. Eskimo Austria dan Ceko
  9. Algida Yunani, Hungaria, Itali, Polandia, dan Turki
  10. GB Glace Swedia dan Finlandia
  11. Lusso Swiss
Sumber: klik di sini

Ini Dia, Kakak-Kakakku :3

Mereka berdua udah gue anggep kyk kakak sendiri. Kita sering jalan bertiga, ngobrolnya dari masalah kuliah, temen-temen, sampe curhat-curhatan. Meskipun sesekolah bareng, gue dulu ngga tau mereka. Setelah pengumuman SNMPTN Juli 2010 itu, tiba-tiba kita jadi deket. Here they are!

Marisa Sugangga

Ka Icuw, Marisu, Malichuw. Itu panggilan kesukaan gue buat Ka Ica. Jaman masih kelas 10 dulu, kalo buka home fb pastiii ada postingannya Ka Ica, sampe familiar banget gue sama nama 'Marisa Sugangga'. Gue juga jadi suka melesetin namanya Gina yang aslinya 'Gina Marisa' jadi 'Gina Marisa Sugangga', padahal dulu mah tau mukanya aja engga... Benar-benar weird first impression hahaha.


Sekarang? Tetep eksis dia di twitter, sampe temen sekelas gue yang namanya Wendy nanya gini, "Aya, temen lo si @marisasugangga yang anak arsitek eksis banget sih di twitter, gue follow dia tapi lupa kenapa gue jadi follow dia -____-"

Awal kenal itu di depan ruang kacanya Smansa, baru rapat farewell atau apa gitu gue lupa. Pokoknya gue nanya ke dia basa-basi dia masuk UB. Dari situ deh, tapi di situ masih yang cuma kenal sekedar kenal aja. Seinget gue, abis farewell kita wall-to-wall di fb, ngucapin selamet ke dia udah jadi Queen. Beberapa lama kemudian, pengumuman SNMPTN kan. Gue ngabarin dia kalo gue keterima UB, dia ngabarin gue kalo dia ga keterima ITB. Acik barengggg! Hahaha.

Masa-masa kuliah pun tiba, dan.... OSPEK! Untungnya gue sama Ka Ica sefakultas, kita anak teknik. Yeay! Dasar emang teknik, name tag aja ukurannya ribet banget dan gue bingung mau mulai dari mana. Jadilah gue abis daftar ulang meluncur ke rumah Ka Ica—yang belom kenal deket waktu itu—di Taman Indah Soekarno Hatta dianter nyokap sama Tante Dodong. Kita mau bikin name tag bareng. Nah pas nyokap gue ketemu Ka Ica, nyokap gue nitipin gue ke Ka Ica, gue kan masih kecil lah bla bla bla -____-

Kalo liat tulisan Ka Ica, dia suka dibilang anak kecil sama temen-temennya gara-gara suaranya itu haha. Tapi menurut gue, Ka Ica itu kakak yang palinggg baik dan ngayomin banget. Pertama kali gue nangis lepas di pundak orang, itu nangis di Ka Ica, di kampus, sore-sore di bulan April, sedikit lega gue waktu itu... Ka Ica juga pernah bilang gini, "iyalah Ka Ica harus tanggung jawab soal Aya, kan Ka Ica yang pertama kali dititipin sama mamanya Aya di Malang ini :)" Uuuhhhhh, makasih Ka Ica....!

Darry Giovano Van Beugen

Yah emang dasar gue sok imut, semua nama orang gue ganti jadi ada huruf 'u'-nya, jadilah gue suka manggil-manggil Goday dengan 'Guday' -___- Oke, kesan pertama gue ke si aki ini adalah.... jreng jreng jreng, anak gaul! Wkwkwk. Dan si aki ini adalah bapak ketua panitia farewell-nya Rabam loh.

Setelah pengumuman SNMPTN sore itu, gue bbm dia dapet UB atau engga, dan taunya dapet juga. Gara-gara yang dari SNMPTN cuma gue doang sama dia yang dapet—Siska dapet sih tapi dilepas—jadilah gue nanya daftar ulang segala macem sama dia, bener-bener sok kenal abis waktu itu kita.

Awalnya kita cuma ngobrol ga jauh dari masalah kuliah dan embel-embelnya. Sampe suatu saat dia nanya, "Ya cariin gue cewe dong, temen lo gitu, hehe." Eh ga taunya dia suka sama si ituuu temen sekelas gue dulu haha kiw kiw. Setelah sedemikian rupa pdkt, dia jadian sama temen gue itu, walopun ga lama sih. Pokoknya afal deh gue kisah cintanya si aki selama di sini hahaha. Lumayan sering kita bertiga main, ketemuan, kangen-kangenan kalo lama ga main, cuma buat curhatan.

Dia sering diledekin 'aktivis' gara-gara masih maba aja udah masuk koran dong gara-gara demooo hahaha, dan salah ditulis namanya jadi 'Darry Giovani'. Temen-temen gue juga pada kenal dia, Pury sama Ochi. Harusnya sih, dia bukan kakak yah, tapi aki wkwkwk. Apa aja, yang penting, semoga aki dapet nini yang baru yah, dan sukses jadi konsulat atau duta besarnya n____n