Bulan Juli lalu aku pergi ke Malang dalam rangka merayakan Idul Fitri dengan keluarga suamiku. Setelah itu, aku juga menyempatkan untuk bertemu dengan temanku, Cisika. Kami merencanakan untuk pergi ke suatu tempat dengan pemandangan yang indah, supaya bisa hunting foto. Pernah tinggal selama hampir empat tahun di Malang, tentunya aku sudah mengunjungi hampir seluruh objek wisata di Batu. Sebut saja Eco Green Park, Museum Angkut, dll. Bosan dan bingung ke mana kami akan pergi. Dan aku teringat ada suatu tempat yang belum aku kunjungi di Batu, yaitu Bukit Paralayang.
Showing posts with label Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Indonesia. Show all posts
Ngayogyakarta
9:01:00 AM
Assalamualaikum.
Minggu lalu saya baru saja menuntaskan survei studio kedua saya. Jika studio pertama adalah Studio Perencanaan Desa, studio di semester 4 ini adalah Studio Perencanaan Kota atau biasa disingkat dengan SPK. SPK tahun ini diadakan di Kota Yogyakarta, dan kelompok saya mendapat wilayah studi di Kecamatan Jetis. Hari-hari di Jogja bisa dibilang banyak lupa waktunya, survei cuma sampai sore, tapi malamnya kita tidak istirahat malah main keliling Jogja. Alhasil, terciptalah foto-foto di bawah ini... Enjoy!
Gambar sebelah kiri merupakan landmark Kota Yogyakarta, yaitu Tugu Jetis. Tugu ini merupakan kebanggaan kelompok kami, karena tugu tersebut berada di wilayah studi kami hahaha. Foto itu diambil pada hari Selasa ketika demo tentang kenaikan BBM sedang memuncak. Herannya, pendemo di foto ini masih saja sempat berfoto-foto ria dengan temannya *tepok jidat*. Sedangkan gambar di sebelah kanan merupakan patung akar kaki yang terletak di depan Gedung BRI.
Malam di Jogja. Pedestrian, lampu penerangan jalan, public space, dan elemen-elemen pendukung lainnya yang berkonspirasi membentuk suasana seperti yang terlihat di gambar ini.
Gedung BNI yang berarsitektur kolonial dipadukan dengan kecepatan yang tergambarkan dengan lampu yang bergerak.
Very the Jogja! Mulai dari becak, bangunan kolonial, pedestrian way yang lebar, dan juga papan nama jalannya. Menurut saya, kota yang bikin kangen dan bikin pengen balik lagi adalah kota yang memiliki sense of place yang kuat seperti ini <3
Monumen Serangan Umum Maret 1949
Vredeburg Schloss. Benteng ini dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda (sumpah kalimat yang satu ini ngasal, ngikutin gaya-gaya cerita sejarah -_-), CMIIW. Fungsinya yang sekarang adalah museum, dan yang saya baru ketahui ternyata di sini juga ada night at the museum. Mungkin semacam night tour, atau malah uji nyali?
Suasana malam di dalam Vredeburg Schloss, mencekam hah?
Gelang kulit dan manik-manik khas Jogja. Hati-hati dalam menawar, salah-salah anda bisa dicaci maki oleh pedagangnya. Seperti teman saya, sampai kita berjalan jauh dari tempat tersebut pun pedagangnya masih mengomel-ngomel. Mungkin harga yang teman saya minta terlalu murah, atau pedagangnya aja yang rada-rada? -_-
Malioboro yang tidak pernah mati. Jika siang hari koridor ini dipenuhsesaki oleh para pedagang kaki lima yang menjajakan pernak-pernik dan souvenir, malam harinya aktivitas tersebut berubah menjadi angkringan. Dari makanan berat sampai kopi ada di sini.
Delman di Malioboro pada malam hari. Sebenarnya kasihan juga kudanya, pada kurus, bekerja seharian, makanannya pun belum terjamin :(
Di kota ini banyak terdapat papan penunjuk seperti ini, yang menandakan adanya jalur alternatif yang dapat dilalui sepeda. Biasanya jalur alternatif ini merupakan jalan pintas kecil dengan hirarki jalan lingkungan. Jadi pesepeda tidak perlu melewati jalan berhirarki tinggi dan bergabung dengan kendaraan bermotor.
List survei hari itu ;)
Sungai Code yang berada di Kecamatan Jetis, tepatnya di Kelurahan Gowongan RW 08 - RW 13. Terdapat permukiman kumuh di sepanjang sungai ini, tinggi bangunannya pun tidak memenuhi standar. Bayangkan, rumah bertingkat dua di sini tingginya tidak melebihi tinggi normal rumah berlantai satu! Namun begitu, di kawasan ini telah terdapat rusunawa (rumah susun sederhana sewa). Pemberdayaan masyarakatnya pun berjalan baik, bahkan di RW 10 ada seorang ahli peta yang menggambarkan persil di sepanjang Sungai Code secara manual di milimeter block.
Kandang burung ini terdapat di belakang rusunawa. Mungkin ini fasilitas pendukung permukiman yah... sebut saja 'kandang burung komunal'... Karena penduduk yang tinggal di rusunawa tidak memiliki space untuk menaruh kandang ini di area rusun. Iyalah, jemuran aja bingung, gimana kandang burung -_-
Nah, ini dia penghuni kandang warna-warni di atas. Cantik?
Ayam kate yang lari mulu pas diambil fotonya hihi gemesss! :3
Ini yang namanya sate buntel bukan sih? Sekotak kayu ini dipikul, penjualnya perempuan dan kotak ini ditaruh di atas kepalanya. Mirip perempuan Afrika pembawa air.
Oseng-oseng mercon. Sambelnya..... meledak-ledak dalam mulut *overrated*. Kebetulan saya makan di tempat yang pernah masuk tv di acaranya Pak Bondan, jadi untuk ukuran kaki lima, seporsi oseng-oseng mercon ini termasuk mahal yaitu Rp15.000,00.
Zulfa dan oseng-oseng mercon, haha ga penting -_-
Selain oseng-oseng mercon, di sini juga tersedia berbagai lauk lainnya seperti ayam, bebek, burung dara, dan lain-lain. Seporsi bebek harganya Rp23.000,00 dan tidak lebih istimewa dari bebek ijo yang cabangnya di mana-mana itu.
Ini mbak yang jualan oseng-oseng mercon, dia itu... asli kocak. Pas saya datang dia langsung bilang, "Mbak dari mana? Main ke Jogja masa ga nyoba oseng-oseng mercon. Ini pernah masuk di tv loh Mbak, di acaranya Pak Bondan Prakoso!" Mendengar itu saya tertawa, "wkwkwk Bondan Prakoso mah penyanyi kali Mbak... Pak Bondan yang itu namanya Bondan Winarno -_________-"
Seperti layar rusak
Taken at Alun-Alun Kota Yogyakarta
Coco, Bagas, dan temennya Bagas. Kesukaannya Bagas nongkrong di tempat yang ada live music-nya, jadilah malam terakhir di Jogja kita main ke Kopitiam di Jl. Sastrowijayan. Setelah semalam sebelumnya kita main ke Skybar, semacam cafe di rooftop-nya Hotel All Season yang juga ber-live music.
See you next studio, Studio Perencanaan Transportasi. Mungkin Bandung, atau ada usul lain? ;>
Studio Perencanaan Desa
5:56:00 AM
Oktober lalu, PWK 2010 baru aja survei SPD ke Kabupaten Mojokerto. Kelompok saya kebagian ke Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Selain menyelesaikan tugas, di sana saya juga sekalian hunting foto hihihi (kesempatan). Nah, ini sebagian foto-foto hasil jepretan di Desa Pakis...
Kelompok 4C Desa Pakis, tapi minus ketuanya karena dia yg fotoin
Bapak petani terong
Anak kecil di depan tambal ban
Bapak petani yang juga merangkap sebagai bapak guru di suatu SD di Dusun Bancang
My favorite picture! Sapinya lucu dan komposisi gambarnya passs (y)
Cherlly & Tia 'kena'. Jadi pas mau ke rumah Pak Kasunnya Dusun Bancang, di tengah jalan kita dikejar orang gila. Kita sampai lari-lari keliling kampung dan bikin heboh warga kayaknya -__-
Kalo kata Rindang foto ini kayak nyolong foto dari Google
Kakek di peternakan sapi
Ini sungai loh... Tapi lagi kering banget
Murid TK Rodhlotul Hidayah lagi berdoa sebelum belajar
Adik-adik di SDN Pakis II
Baru tau kalo di sini atau di Jawa Timur mungkin yah? Kalo ada orang meninggal benderanya bendera putih dana da lambang plus warna hitam, bukannya bendera kuning.
Ibu-ibu yang begitu denger bapak depan rumah saya meninggal langsung inisiatif bikin rangkai-rangkaian bunga
Bapak buruh industri batu bata
Jamban. Cuma pake terpal. Dan segundukan tanah. Ngambil foto ini bener-bener perjuangan nahan napas, apalagi pas ngambil foto di dalemnya, uhhh!
Mas-mas pengrajin kayu, keren banget karyanya, dan sampai dikirim ke Perancis segala loh!
Fans di SD, mereka sampai ngasih kado pas saya pulang loh -_-
Ini ibu bebek sama anak-anaknya awalnya lagi tenang-tenang begini, eh si Hakim iseng ngambil anaknya satu terus dipencet-pencet, langsung kena marah ibunya deh tuh dia.
Pertamanya ngeledekin orang nyebrang sungai pake motor, kita bilang "wahana baru tuh wkwkwk," eh ga taunya kita juga pake 'wahana baru' ini hahaha.
Landscape di sepanjang perjalanan ke Banyu Urip, keren yah...
Jumat, hampir menuju hari terakhir survey. Hari itu ada kunjungan dosen per kecamatan. Pulangnya kita foto-foto bareng pas anak cowo lagi pada Jumatan :3
Journey to Sempu Island
4:37:00 AM
"Aya foto di mana?"
"Ay, keren deh itu pasirnya bersih banget..."
Begitulah komentar teman-teman saya ketika saya memasang foto di Pulau Sempu sebagai display picture BBM. Tetapi ketika saya menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, mereka tidak tahu keberadaan pulau kecil ini. Miris. Begitu banyaknya potensi pariwisata di negri ini yang bahkan masyarakat lokal pun tidak mengetahuinya. Positifnya sih, objek pariwisata yang masih perawan seperti ini jadi tidak mudah terjamah tangan nakal manusia.
"Hah, kok bisa???"
Yappp, karena pantainya dihalangi oleh tebing-tebing yang besarrr, jadilah ombak tidak dapat masuk. Jadi laut ini lebih terkesan seperti danau. Nah, untuk berbagi info mengenai pulau ini, saya akan menulis bagaimana akses menuju ke Pulau Sempu. This is it, a journey to someplace on National Geographic page look-alike.
***
Pulau Sempu masih berada di Kabupaten Malang, jadi untuk mencapai pulau ini, langkah awalnya adalah dari Kota Malang. Saya dan teman-teman Studio Rekreasi 2010 berangkat menggunakan motor dari kampus. Perjalanannya sekitar 3 jam dengan jarak 45 km. That was the longest motorcycle journey that I've ever experienced! Selama perjalanan, pemandangan biasa-biasa saja. Dari arah kota ke kabupaten, berturut-turut pemandangan hanya berkisar rumah penduduk, semakin lama kepadatannya semakin berkurang karena menjauhi pusat kota. Lalu, ketika sudah putus asa tidak menemui pantai, laut, atau sejenisnya, dan kalian hanya melihat terpal biru terbentang... berbahagialah, karena itu laut, itu pantai, itu Pantai Sendangbiru! Woohoo...
"Pak kami sudah jauh-jauh nah ke sini, ada yang dari Batam, Lombok, Kalimantan... :("Sounds a little bit too much but that's true haha. Singkat cerita, ngga tau gimana caranya, Moy akhirnya bisa dapat izinnya.
Finally, we crossed the strait between Java and Sempu, I don't know what's the name of that strait haha. Jarak antara dua pulau ini tidak jauh, hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk mencapai Pulau Sempu. Kami nyebrang menggunakan perahu milik nelayan yang disewa seharga Rp125.000,- untuk dua kapal PP. The sea scene is so breath-takingly awesome! I love that combination color of nature: clear sky, blue sea, green land. Jadi, jangan lupa abadikan foto-foto di tengah laut ini...
Pulau Sempu. Okay, don't ever think about summer time like Katy Perry said in California Gurls: palm trees, popsicle, sun kiss skin, bikinis, golden coast. Why? Cause this is an adventure not a summer holiday. So think about a nature photo on National Geographic :p
Perjalanan belum selesai, langkah terakhir yang paling berat menuju tujuan utama, trekking dulu selama dua jam. This is it!
Kaki kecebur lumpur dalem hutan
Dan lautnya mulai keliatan, ini gambarnya, jernih kan keliatan karangnya gitu? Hehe
Finally, Segara Anakan! (View from hill)
Tempat kemping kita untuk nginep sehari semalem, bagus kan :3
Tulisan ini dibuat sama anak-anak cowo tengah malem pas api unggunan, is that cool uh? Oh it's actually hot, that's a fire! -_-
Thank you so muchhh Studio Rekreasi PWK '10, that was great. See you next trip!